top of page

Brand Awareness vs. Konversi di Meta Ads: Mana yang Harus Menjadi Fokus Bisnis Online Baru di eCommerce?

Gambar penulis: GraasGraas

Diperbarui: 24 Jan


Memilih Brand Awareness vs Conversions di Meta Ads untuk toko online baru di eCommerce

Dunia eCommerce sangat kompetitif.


Baik Anda adalah brand baru maupun brand yang sudah memiliki audiens setia, bisnis yang sukses adalah mereka yang menjalankan strategi terpadu untuk terus meningkatkan brand awareness sekaligus mendorong konversi.


Namun, saat memulai brand eCommerce baru, menjembatani kesenjangan antara ketertarikan dan tindakan tidaklah semudah yang dibayangkan.


Strategi marketing yang terintegrasi berfokus pada membangun hubungan dengan calon pelanggan dan membawa mereka dari tahap kesadaran hingga pembelian melalui berbagai touchpoint—sembari membantu Anda membangun kepercayaan, meningkatkan keterlibatan, dan mendorong konversi melalui kampanye.


Dalam artikel ini, kami akan membahas langkah-langkah praktis untuk menciptakan strategi pemasaran terintegrasi. Namun sebelumnya, mari kita lihat perbandingan cepat tentang perbedaan antara campaign brand awareness dan konversi.



Perbandingan Brand Awareness vs Konversi


Brand awareness dan konversi adalah pendekatan yang sangat berbeda. Tabel berikut akan membantu Anda memahami peran unik keduanya dalam strategi pemasaran eCommerce yang komprehensif:

Perbandingan antara Brand Awareness vs Konversi di eCommerce

Apa yang Harus Dilakukan Brand eCommerce Baru?


Menyusun strategi marketing yang berorientasi pada hasil membutuhkan kombinasi antara campaign brand awareness dan konversi secara bersamaan.


1. Tentukan Tujuan dan KPI Anda

Mulailah dengan mengidentifikasi apa yang ingin dicapai oleh brand Anda.


Apakah tujuannya meningkatkan brand awareness, meningkatkan traffic ke situs web, mendapatkan lebih banyak pendaftaran newsletter untuk promo mendatang, atau meningkatkan penjualan?


Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda memilih strategi yang tepat dan mengukur efektivitasnya melalui KPI. KPI ini dapat mencakup jumlah impression, traffic atau click, engagement rate, conversion rate, dan return of ad spend (ROAS).


2. Pilih Platform yang Tepat

Setelah menetapkan tujuan utama, identifikasi platform di mana audiens target Anda paling aktif dan memahami intensi mereka.


Sebagai contoh, banyak pengguna menemukan produk melalui platform Meta seperti Instagram dan Facebook. Meskipun saluran ini ideal untuk campaign brand awareness, sering kali brand perlu menjalankan campaign di Google Search untuk mendorong konversi.


Hal ini membuat penting bagi brand untuk menciptakan berbagai touchpoint dengan audiensnya agar dapat membimbing pelanggan melalui funnel pembelian.


3. Mulai dengan Brand Awareness

Langkah awal sebaiknya fokus pada membangun awareness terhadap brand Anda.


Tahap ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens target yang tepat, membangun kepercayaan, dan memulai interaksi yang bermakna.


Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:


  • Tawarkan nilai melalui konten informatif tanpa hambatan. Misalnya, ikut serta dalam diskusi online untuk mengetahui pertanyaan yang dimiliki audiens target Anda, serta hadir secara konsisten di media sosial untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

  • SEO dan brand awareness saling mendukung. Tingkatkan strategi SEO Anda agar website Anda memiliki peringkat lebih tinggi, sehingga brand Anda terlihat oleh audiens yang lebih luas.

  • Berikan kontribusi pada konten yang berharga di situs web terkemuka dalam industri Anda. Menulis guest post dapat membantu mendatangkan traffic organik lebih banyak ke website Anda sekaligus membangun kredibilitas.


4. Gabungkan Campaign Konversi Ketika Brand Mulai Dikenal

Saat brand Anda mulai mendapatkan perhatian dari audiens target melalui inisiatif awareness, saatnya mengintegrasikan upaya marketing Anda dengan campaign konversi.


Di tahap ini, ketika calon pelanggan sudah mulai mengenal brand atau produk Anda, mereka lebih cenderung mengambil tindakan, seperti melakukan pembelian, jika Anda menargetkan mereka kembali dengan konten yang disesuaikan.


Misalnya, gunakan Meta Ads untuk menargetkan kembali pengunjung website atau mereka yang telah berinteraksi di media sosial, lalu lengkapi dengan Google Ads untuk menangkap pencarian dengan niat tinggi.


Metode ini, yang menggabungkan upaya dari campaign awareness dan konversi, memungkinkan Anda menciptakan funnel yang seimbang.


5. Personalisasi Pesan untuk Setiap Campaign

Calon pelanggan Anda setiap hari dibanjiri dengan pesan marketing dan ads dari brand eCommerce lainnya. Satu-satunya cara untuk menonjol adalah melalui pesan yang dipersonalisasi.


Menyesuaikan pesan dengan kebutuhan, situasi terkini, atau tantangan yang mereka hadapi adalah cara terbaik untuk mendorong penjualan lebih cepat.


Sebagai contoh, sebuah brand yang menawarkan penyewaan vila liburan dapat menggunakan pesan personal dalam campaign ads display untuk brand awareness, dengan menargetkan pelanggan baru yang sedang mencari ide liburan akhir pekan. Demikian pula, Anda dapat menjalankan kampanye konversi menggunakan iklan Meta atau Google dengan diskon yang akan segera berakhir untuk penyewaan vila tersebut.


6. Pahami Perjalanan Audiens Target Anda dengan Analisis Atribusi

Atribusi eCommerce melibatkan proses mengidentifikasi dan memberikan kredit kepada iklan konversi, saluran pemasaran, dan faktor lain yang berkontribusi pada tindakan penting pengguna, seperti pembelian produk atau interaksi dengan pesan brand.


Namun, hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.


Tidak ada cara standar untuk mengatribusi penjualan eCommerce.


Namun, ada beberapa alat yang memungkinkan analisis atribusi yang akurat dan membantu Anda memahami perjalanan dan perilaku pembeli.


Dengan model atribusi berbasis AI dan data-driven dari Graas, Anda dapat memperoleh insight mendalam tentang setiap channel marketing dan dampaknya terhadap penjualan, menentukan touchpoint terbaik yang digunakan selama perjalanan mereka, dan memanfaatkan sumber daya secara optimal melalui alokasi cerdas di berbagai saluran.


Solusi ini sangat cocok untuk brand yang ingin memaksimalkan iklan Meta dan dukungan platformnya yang beragam, seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, dan lainnya, sehingga menciptakan campaign omnichannel untuk pengalaman pembeli yang lebih menyeluruh.


7. Manfaatkan Analitik eCommerce untuk Memonitor Performa Campaign

Upaya marketing awal dari sebuah brand eCommerce baru harus dilacak, dioptimalkan, dan diarahkan agar menghasilkan keuntungan. Di sinilah pentingnya analitik campaign.


Analitik campaign membantu Anda mengevaluasi performa campaign di berbagai channel melalui pendekatan berbasis data.


Analitik Marketing dari Graas adalah salah satu platform analitik eCommerce yang memberikan gambaran menyeluruh tentang semua upaya awareness dan konversi Anda dengan memonitor metrik seperti conversion rate, ad spend, impressions, ROAS, dan lainnya.


Analitik Marketing Graas untuk memonitor conversion rate, ad spend, ROAS dan metrik lainnya.

Dengan cara ini, Anda dapat mengidentifikasi apa yang efektif dan apa yang tidak, sehingga dapat membuat keputusan cerdas tanpa harus mengandalkan tebakan.


Sebagai contoh, jika Anda menjalankan iklan Meta untuk konversi, Analitik Marketing dari Graas dapat menampilkan data mendalam di tingkat iklan sehingga Anda dapat segera mengambil tindakan pada iklan yang mungkin berkinerja buruk dan menghambat anggaran iklan.


Kesimpulan

Sebagai brand baru di eCommerce, daripada memilih antara campaign brand awareness atau konversi, cobalah menggabungkan keduanya dan selaraskan upaya marketing Anda untuk hasil yang lebih optimal.


Dukung strategi Anda dengan alat analitik all-in-one seperti Graas untuk melakukan analisis pemasaran yang andal pada setiap kampanye.


Comments


bottom of page