
Melacak pertumbuhan pendapatan dalam eCommerce adalah indikator langsung kesehatan bisnis Anda. Banyak bisnis mengalami kendala karena kurang memahami perbedaan dalam metrik pendapatan—seperti menganggap gross revenue sebagai keuntungan atau mengabaikan biaya penting.
Misalnya, ada bisnis yang berhasil meningkatkan gross revenue tetapi tidak memperhitungkan tingginya biaya pemenuhan pesanan (fulfillment), sehingga akhirnya kesulitan menjaga kelangsungan operasional.
Inilah mengapa penting untuk membedakan gross revenue—total pendapatan dari penjualan sebelum dikurangi biaya apa pun—dengan net revenue, yang sudah memperhitungkan pengembalian, diskon, dan biaya lainnya.
Gross revenue memberi gambaran besar tentang potensi pendapatan, sementara net revenue menunjukkan profitabilitas sebenarnya.
Kesalahan memahami perbedaan antara GMV dan Revenue juga bisa membuat bisnis salah menilai pertumbuhan dan mengambil keputusan keuangan yang kurang tepat. Dalam blog ini, kita akan membahas mengapa perbedaan ini penting dan bagaimana dampaknya terhadap profit eCommerce Anda.
Yuk, kita mulai!
Kesalahan Umum eCommerce dalam Memahami Revenue
Kurangnya pemahaman tentang metrik revenue adalah jebakan umum bagi bisnis eCommerce, yang sering kali berujung pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dan ketidakstabilan finansial.
1. Hanya Fokus pada Gross Revenue
Gross revenue sering dianggap sebagai indikator kesuksesan karena mencerminkan total penjualan yang dihasilkan bisnis. Namun, banyak bisnis yang keliru menganggapnya sebagai keuntungan bersih.
Misalnya, sebuah toko pakaian mungkin mencatat gross sales sebesar $1 juta selama musim puncak. Tetapi setelah memperhitungkan pengembalian, chargeback, dan diskon promosi, net revenue yang tersisa hanya $700.000.
Jika hanya melihat gross revenue, bisnis bisa merasa seolah-olah mengalami pertumbuhan, padahal kondisi keuangan sebenarnya masih berisiko.
2. Mengabaikan Biaya Operasional
Tanpa disadari, biaya operasional bisa menggerus pendapatan bisnis. Mulai dari biaya pengiriman dan pemenuhan pesanan (fulfillment) hingga penyimpanan barang dan strategi pemasaran yang agresif—semua biaya ini dapat bertambah dengan cepat.
Contohnya, sebuah brand eCommerce menjalankan kampanye gratis ongkir untuk meningkatkan penjualan. Meskipun gross revenue meningkat, biaya pengiriman yang tinggi bisa mengurangi margin keuntungan hingga hampir nol.
3. Tidak Memperhitungkan Pengembalian dan Refund
Pengembalian dan refund adalah hal yang tak terhindarkan dalam eCommerce, terutama di kategori seperti fashion dan elektronik. Banyak bisnis yang menghitung profit berdasarkan gross revenue tanpa mempertimbangkan tingkat pengembalian yang tinggi.
Misalnya, sebuah toko mencatat gross revenue sebesar $500.000 selama musim liburan. Namun, setelah periode liburan berakhir, pengembalian barang mencapai 20%, sehingga net revenue yang sebenarnya hanya tersisa $400.000. Jika tidak diperhitungkan, bisnis bisa memiliki proyeksi keuangan yang terlalu optimis dan perencanaan stok atau arus kas yang kurang tepat.
4. Menganggap Pertumbuhan Revenue Sama dengan Profitabilitas
Pertumbuhan revenue memang pertanda positif, tetapi bukan berarti bisnis otomatis menguntungkan. Sebuah bisnis eCommerce bisa saja menggandakan revenue dengan menginvestasikan banyak dana dalam iklan berbayar dan diskon besar. Walaupun di atas kertas terlihat berkembang, tingginya biaya operasional bisa justru menyebabkan kerugian.
Jika hanya fokus pada peningkatan revenue tanpa memahami profitabilitas sebenarnya, bisnis bisa kesulitan bertahan dalam jangka panjang.
Dampak Kesalahan Memahami Revenue terhadap Keuntungan eCommerce
Kesalahan dalam memahami metrik revenue tidak hanya membuat angka terlihat berbeda, tetapi juga bisa berdampak serius pada stabilitas finansial dan potensi pertumbuhan bisnis eCommerce. Berikut bagaimana hal ini memengaruhi profit dan pengambilan keputusan:
1. Melebih-lebihkan Profitabilitas
Ketika gross revenue disalahartikan sebagai net revenue, bisnis sering kali mengira mereka lebih menguntungkan dari kenyataan sebenarnya. Hal ini dapat menyebabkan keputusan yang kurang tepat, seperti memperluas operasional terlalu cepat atau menghabiskan terlalu banyak untuk marketing.
Kesalahan dalam menghitung revenue bisa membuat bisnis terlalu percaya diri, sehingga rentan mengalami kesulitan keuangan ketika biaya tak terduga muncul.
Bisnis jadi sulit mengukur margin keuntungan yang sebenarnya, yang bisa berdampak pada strategi harga yang kurang optimal.
Tanpa pemahaman yang jelas, peluang untuk memangkas biaya yang tidak perlu atau mengalokasikan dana ke area dengan keuntungan lebih besar bisa terlewatkan.
Melebih-lebihkan profitabilitas juga berdampak pada cash flow. Misalnya, bisnis bisa terlalu agresif dalam menambah stok atau ekspansi tanpa likuiditas yang cukup, yang akhirnya menyebabkan tekanan finansial berkelanjutan.
2. Alokasi Anggaran yang Kurang Efisien
Salah memahami revenue juga berdampak besar pada perencanaan anggaran. Tanpa pemahaman yang jelas tentang net revenue, bisnis berisiko mengalokasikan sumber daya secara tidak efisien, yang bisa menghambat peluang pertumbuhan dan mengurangi profitabilitas.
Terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk akuisisi pelanggan: Banyak bisnis fokus besar-besaran pada pemasaran tanpa memperhitungkan biaya lain, seperti pengiriman dan pemenuhan pesanan.
Kurang berinvestasi dalam retensi pelanggan: Anggaran yang tidak dialokasikan dengan baik bisa terlalu condong ke pertumbuhan, tetapi mengabaikan potensi keuntungan dari mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Mengabaikan biaya operasional: Biaya seperti penyimpanan barang, pemrosesan pengembalian, dan peningkatan teknologi sering kali kurang diperhatikan, yang pada akhirnya mengurangi efisiensi bisnis dalam jangka panjang.
Alokasi anggaran yang efektif memerlukan pemahaman tentang revenue dan biaya untuk mendapatkannya. Jika bisnis hanya berfokus pada gross revenue tanpa memperhitungkan net revenue, keseimbangan penting ini bisa terabaikan.
3. Proyeksi Keuangan yang Tidak Akurat
Perencanaan keuangan bergantung pada data yang akurat untuk menetapkan target realistis dan mengalokasikan sumber daya dengan tepat. Kesalahan dalam memahami revenue dapat mengacaukan proses ini dan menghasilkan proyeksi yang keliru.
Bisnis bisa menetapkan target pertumbuhan yang tidak realistis, yang justru memberikan tekanan pada operasional dan keuangan.
Kesalahan dalam memahami revenue bisa menghambat perencanaan strategis, terutama saat ingin memasuki pasar baru atau meluncurkan produk baru.
Terlalu bergantung pada angka revenue yang berlebihan dapat membuat investor kecewa dan menurunkan kredibilitas bisnis.
Bagaimana Brand eCommerce Bisa Meningkatkan Net Revenue?
Meningkatkan net revenue bukan hanya soal menambah penjualan—tetapi juga membutuhkan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan operasional, harga, dan keterlibatan pelanggan sambil meminimalkan biaya yang tidak perlu.
Berikut tujuh langkah praktis untuk membantu meningkatkan net revenue bisnis eCommerce Anda:
1. Kurangi Biaya Operasional
Salah satu cara tercepat untuk meningkatkan net revenue adalah dengan memangkas biaya operasional. Mulailah dengan menyederhanakan proses seperti manajemen inventaris untuk menghindari kelebihan stok atau kehabisan stok. Menggunakan tools forecasting inventaris dapat membantu meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
Negosiasikan tarif yang lebih baik dengan supplier dan mitra logistik untuk menekan biaya.
Otomatiskan tugas berulang, seperti pemrosesan pesanan dan customer service, untuk menghemat waktu dan biaya tenaga kerja.
Tinjau pengeluaran secara rutin untuk mengidentifikasi dan menghilangkan biaya yang tidak perlu.
Setiap penghematan dalam operasional akan langsung berkontribusi pada profit bisnis Anda.
2. Optimalkan Strategi Harga dan Diskon
Harga memiliki dampak langsung pada revenue, dan bahkan perubahan kecil dapat menghasilkan hasil yang signifikan. Fokuslah pada strategi harga yang kompetitif dengan menganalisis perilaku pelanggan dan tren pasar.
Hindari terlalu sering memberikan diskon besar, karena dapat menggerus margin keuntungan dalam jangka panjang.
Tawarkan promo berbasis nilai, seperti bundling produk atau program loyalitas, untuk meningkatkan persepsi nilai tanpa harus memangkas harga terlalu dalam.
Gunakan strategi harga yang dipersonalisasi berdasarkan segmen pelanggan untuk memaksimalkan konversi dan profitabilitas.
Strategi harga yang dioptimalkan akan membantu menarik pelanggan tanpa mengorbankan net revenue bisnis Anda.
3. Tingkatkan Retensi Pelanggan
Menjaga pelanggan lama seringkali lebih hemat biaya dibandingkan menarik pelanggan baru. Pelanggan yang loyal cenderung berbelanja lebih banyak seiring waktu, menjadikan mereka faktor utama dalam meningkatkan net revenue.
Buat program loyalitas yang memberikan reward untuk pembelian berulang.
Gunakan email campaign dan push notification untuk menarik kembali pelanggan lama dengan penawaran yang dipersonalisasi.
Berikan layanan purna jual yang berkualitas untuk meningkatkan kepuasan dan mendorong pembelian berikutnya.
Dengan fokus pada retensi pelanggan, bisnis dapat menjaga arus revenue yang stabil sekaligus menekan biaya akuisisi pelanggan.
4. Kurangi Jumlah Retur dan Refund
Retur dan refund dapat berdampak besar pada net revenue, terutama di industri dengan tingkat pengembalian tinggi seperti fashion. Atasi masalah ini dengan meningkatkan deskripsi produk dan menggunakan gambar berkualitas tinggi agar ekspektasi pelanggan lebih akurat.
Sediakan panduan ukuran atau fitur virtual try-on untuk mengurangi retur akibat ketidaksesuaian ukuran.
Tawarkan customer support yang responsif untuk menyelesaikan masalah sebelum berujung pada retur.
Analisis pola retur untuk mengidentifikasi masalah yang sering terjadi dan selesaikan dari akarnya
Mengurangi retur tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan pengalaman pelanggan.
5. Maksimalkan Upselling dan Cross-Selling
Dorong pelanggan untuk berbelanja lebih banyak dengan merekomendasikan produk pelengkap atau opsi upgrade selama perjalanan belanja mereka.
Gunakan tools rekomendasi produk berbasis AI untuk memberikan saran yang lebih personal.
Tawarkan diskon bundling untuk meningkatkan nilai transaksi tanpa mengorbankan margin keuntungan.
Sorot versi premium dari produk untuk mendorong upselling ke opsi dengan harga lebih tinggi.
Ketika dilakukan dengan benar, upselling dan cross-selling dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus menaikkan net revenue.
6. Gunakan Otomasi untuk Meningkatkan Efisiensi
Otomasi dapat membantu mengurangi kesalahan, menghemat waktu, dan memangkas biaya tenaga kerja—semuanya berkontribusi pada peningkatan net revenue.
Otomatiskan tugas seperti email marketing, tracking inventaris, dan manajemen pesanan.
Gunakan chatbot untuk customer service agar pertanyaan umum dapat ditangani dengan lebih efisien.
Integrasikan tools analitik untuk mendapatkan insight real-time dan membuat keputusan berbasis data.
Dengan mengurangi beban kerja manual, otomasi memungkinkan bisnis lebih fokus pada inisiatif strategis yang mendorong pertumbuhan revenue.
7. Analisis dan Optimalkan ROI dari Iklan
Marketing sangat penting untuk menarik traffic dan penjualan, tetapi kampanye yang tidak dioptimalkan bisa menguras anggaran. Fokuslah pada peningkatan return on investment (ROI) dari setiap iklan.
Gunakan A/B testing untuk menemukan materi iklan dan pesan yang paling efektif.
Targetkan audiens dengan niat tinggi menggunakan tools seperti Google Ads dan segmentasi audiens Facebook.
Pantau performa campaign secara berkala dan sesuaikan strategi bidding untuk hasil yang lebih efisien.
Dengan menyelaraskan anggaran marketing dengan target revenue, setiap pengeluaran iklan akan memberikan dampak maksimal pada profit bisnis.
Monitor Revenue eCommerce Anda dengan Akurat Bersama Graas!
Memahami perbedaan antara gross revenue dan net revenue sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat demi meningkatkan profitabilitas bisnis eCommerce Anda. Dengan melacak kedua metrik ini secara akurat, Anda bisa mengalokasikan anggaran dengan lebih bijak, membuat proyeksi yang realistis, dan mengoptimalkan operasional di berbagai channel.
Platform analitik Graas memudahkan proses ini dengan mengonsolidasikan data gross dan net revenue dari berbagai marketplace ke dalam satu dashboard yang intuitif. Karena setiap channel memiliki definisi revenue yang berbeda, Graas menyederhanakannya agar Anda mendapatkan insight yang jelas dan tetap memegang kendali atas performa keuangan bisnis Anda.
Jangan biarkan kesalahan dalam memahami revenue menghambat pertumbuhan bisnis Anda. Ambil keputusan yang lebih cerdas dengan solusi analytics dari Graas!
Siap mengelola revenue dengan lebih efisien? Jelajahi Graas sekarang!
Comentarios