Data adalah jantung operasional bisnis eCommerce. Entah itu melacak penjualan atau menganalisis perilaku pelanggan, memegang kendali data yang kuat sangatlah penting.
Dan dalam hal pengelolaan dan analisa data, perorangan dan perusahaan sering kali beralih ke Google Sheets atau Microsoft Excel sebagai senjata andalan mereka.
Tapi apakah spreadsheet benar-benar pilihan terbaik untuk menjalankan analisa pada data eCommerce Anda?
Memang, spreadsheet itu familiar, mudah diakses, dan memiliki fitur yang lumayan. Namun, seiring dengan pertumbuhan bisnis Anda dan semakin kompleksnya data, Anda mungkin akan terbentur dengan keterbatasan alat spreadsheet tradisional ini.
Artikel ini akan membahas pro dan kontra penggunaan Google Sheets untuk bisnis eCommerce Anda. Pada akhirnya, Anda akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apakah spreadsheet adalah tool analitik eCommerce yang tepat untuk kebutuhan Anda atau perlu mencari solusi yang lebih khusus.
Tetap baca untuk mengetahui alasannya!
Keunggulan Google Sheets untuk Bisnis eCommerce
Soal mengelola data untuk bisnis eCommerce, spreadsheet mungkin terlihat menarik.
Lagipula, ini adalah tool yang sudah familiar bagi kebanyakan orang, dan tersedia gratis tanpa biaya tambahan.
Mari kita lihat beberapa keuntungan yang ditawarkan Google Sheets:
1. Google Sheet mudah untuk digunakan
Ini dia salah satu daya tarik utama Google Sheets, kemudahan aksesnya. Kebanyakan bisnis sudah punya akses gratis ke software spreadsheet, entah itu Microsoft Excel atau Google Sheets lewat Google Workspace. Asal ada koneksi internet, Anda siap pakai.
Memulai Google Sheets juga terbilang gampang. Selain membuat rumus rumit, mencatat dan mengatur informasi di spreadsheet cukup intuitif. Anda tinggal nonton tutorial YouTube sebentar untuk paham fitur dasarnya.
Karena kemudahan belajarnya, spreadsheet menjadi pilihan yang cocok untuk tim yang sedang berkembang pesat dan tidak punya waktu untuk melatih karyawan baru menggunakan software rumit.
2. Kolaborasi yang Mudah di Google Sheets
Semua alat bisnis pasti punya fitur kolaborasi. Contohnya, software manajemen proyek Trello, yang memungkinkan tim bekerja bersama mengerjakan tugas dalam antarmuka bersama.
Tapi, nggak ada alat yang kasih kemudahan melihat dan berkolaborasi secara real-time seperti spreadsheet.
Dengan Google Sheets, kamu dan tim bisa bebas edit dan update data eCommerce secara bersamaan.
Kolaborasi yang gampang ini artinya semua anggota tim selalu bekerja dengan data terbaru. Nggak perlu lagi bagi file berkali-kali tiap kali ada editan.
3. Fitur Visualisasi Data
Menvisualisasikan data adalah bagian penting dari menjalankan bisnis eCommerce. Ini caranya kamu mengidentifikasi tren, pola, dan area yang perlu ditingkatkan.
Google Sheets memang menawarkan beberapa kemampuan visualisasi data, memungkinkanmu membuat chart dan grafik langsung dari data.
Tapi, penting dicatat bahwa visualisasi data yang efektif di spreadsheet membutuhkan keahlian tertentu.
Kalau kamu cuma jago rumus dan fungsi dasar, bikin visualisasi yang bagus bakal jadi tantangan.
Kekurangan Google Sheets untuk Bisnis eCommerce
Meskipun spreadsheet terlihat nyaman dan hemat biaya untuk mengelola data eCommerce Anda, ada beberapa kekurangan signifikan yang membuatnya kurang ideal untuk pengambilan keputusan di ranah eCommerce.
Seiring berjalannya bisnis dan data Anda semakin kompleks, keterbatasan spreadsheet akan semakin terlihat jelas.
Mari kita lihat beberapa kekurangan menggunakan Google Sheets untuk analisa data eCommerce.
1. Rentan Terhadap Gangguan Keamanan Data
Kekhawatiran utama penggunaan Google Sheets untuk data bisnis sensitif adalah risiko keamanan bawaannya.
Beda dengan platform data eCommerce khusus yang mengharuskan akses login aman dan memiliki perlindungan terintegrasi, spreadsheet bisa dengan mudah dibagikan atau disebarkan lewat tautan simpel atau lampiran email.
Artinya, kalau informasi sensitif, seperti detail pelanggan, angka penjualan, atau data kepemilikan, jatuh ke tangan yang salah, akibatnya bisa fatal untuk bisnis Anda.
Selain itu, di Google Sheets yang dibagikan ke banyak pengguna, meskipun Anda bisa melihat riwayat versi dan siapa yang terakhir edit, Anda tidak bisa melacak pengguna mana yang melakukan perubahan atau edit data tertentu. Kurangnya akuntabilitas ini bisa menyebabkan kesalahan, kebocoran data, atau bahkan penyusupan berbahaya yang tidak terdeteksi, berpotensi merusak integritas data.
2. Integrasi Data di Google Sheets Rentan Kesalahan dan Rumit
Sebelum Anda bisa mulai analisa data eCommerce, Anda perlu integrasi dan gabungkan informasi dari berbagai channel penjualan, marketplace, dan sumber lain ke dalam tampilan terpadu.
Melakukan ini secara manual di spreadsheet seperti Google Sheets adalah proses yang memakan waktu dan rentan kesalahan.
Dengan banyak anggota tim yang mengedit, memasukkan rumus, dan melakukan kalkulasi secara bersamaan, ketidakakuratan dan inkonsistensi pasti akan muncul.
Menjaga integritas dan konsistensi data eCommerce dalam lingkungan spreadsheet adalah perjuangan berat. Ini akan semakin sulit seiring volume dan kompleksitas data Anda terus meningkat, seperti yang terjadi di industri eCommerce.
Pendekatan yang lebih baik adalah berinvestasi pada software analisa eCommerce khusus yang bisa secara otomatis menarik, menggabungkan, dan memvisualisasikan data dari semua platform penjualan Anda, menghemat waktu berharga dan memastikan akurasi serta keandalan yang lebih tinggi.
3. Visualisasi Data di Google Sheets Kurang Optimal
Memang Google Sheets bisa bikin chart dan grafik dasar, tapi kalau kamu mau bikin visualisasi dan laporan yang keren dari data eCommerce yang kompleks dan multi-dimensi, dijamin geregetan.
Alih-alih analisa tren dan cari insight yang bisa dipakai, kamu malah bakal kebanyakan beberesin data, milih metrik yang tepat, dan cek ulang error berkali-kali.
Nebeng spreadsheet gede dan ruwet dengan ribuan baris data buat tim jelas bukan pengalaman yang asyik atau user-friendly. Gimana mau ngomong hasil penting dan dorong pengambilan keputusan berbasis data kalau presentasinya aja udah bikin bingung.
Sementara itu, tool analitik eCommerce khusus menyediakan laporan, dashboard, dan visualisasi yang udah dibangun sebelumnya, khusus untuk ngangkat metrik penting dan bercerita dengan jelas menggunakan data Anda.
4. Spreadsheet = Banyak Sumber yang Membingungkan
Bayangkan data berserakan di berbagai channel penjualan dan marketplace. Gimana caranya supaya kita bisa lihat interaksi pelanggan dan performa bisnis secara utuh?
Mungkin Anda pikir menggabungkan semua data ini ke dalam satu spreadsheet bisa menyelesaikan masalah. Tapi kenyataannya, hal ini malah sering bikin masalah baru.
Meskipun semua orang mulai dari data yang sama, datanya nggak akan selamanya sama.
Dalam dunia eCommerce, data selalu berubah dan update. Anda perlu sering edit dan penyesuaian di spreadsheet. Perubahan ini kemudian perlu dikomunikasikan dan dibagikan ke semua anggota tim biar mereka pakai informasi terbaru.
Kalau ada yang lupa update versi spreadsheet mereka, atau kalau ada beberapa orang edit data secara bersamaan, bisa-bisa Anda malah punya beberapa versi spreadsheet yang saling konflik – padahal ini tadinya diharapkan jadi "sumber kebenaran tunggal". Masing-masing versi punya data dan kalkulasi yang beda.
Gimana Anda bisa yakin dapetin insight yang tepat dan bikin keputusan berdasarkan informasi akurat dan terbaru kalau datanya udah kayak gini?
5. Google Sheets Kurang Otomatis
Memang sih, kumpulin data manual dari semua channel penjualan dan marketplace ke spreadsheet masih bisa dilakukan. Tapi, ngandalin entri dan analisa data manual nggak bisa diandalkan dalam jangka panjang.
Di sisi lain, solusi analisa eCommerce menawarkan kemampuan otomatisasi yang bisa memperlancar seluruh proses integrasi dan analisa data.
Lebih lanjut, solusi ini bisa mengotomatiskan proses menghasilkan insight dan rekomendasi berdasarkan data Anda. Mereka juga bisa kasih peringatan soal tren penting atau masalah yang butuh perhatian segera.
Misalnya, kalau ada lonjakan penjualan mendadak untuk produk tertentu, tool analitik eCommerce kayak Graas bisa otomatis kasih tahu Anda soal potensi kekurangan stok. Jadi, Anda bisa restock tepat waktu buat ngambil untung dari permintaan yang tinggi.
6. Pusing Bersihin Data di Google Sheets
Bayangkan data udah terkumpul semua di Google Sheets, tapi ternyata datanya belum siap analisa. Proses ngolah data mentah biar jadi insight yang keren butuh usaha ekstra.
Tiap marketplace dan channel penjualan kasih laporan dan ekspor data dalam format yang beda-beda. Ada yang rapi dan terstruktur, ada juga yang belepotan dan nggak jelas.
Sebelum analisa apa pun, Anda perlu ubah data yang nggak jelas ini jadi data yang rapi dan terstruktur, biar bisa diolah.
Ditambah lagi, data dari berbagai sumber asalnya udah beda-beda. Tiap platform ngelacak dan ngelaporin metrik dan dimensi yang beda-beda juga.
Biar dapet gambaran performa eCommerce yang utuh, penting untuk membersihkan dan standarin data ini. Gampangnya, bikin definisi dan kalkulasi yang konsisten di semua sumber data.
Baru deh setelah ngabisin waktu dan tenaga buat ngaturin, bersihin, dan ubah data mentah jadi format yang siap analisa, Anda bisa mulai bikin laporan dan ngedapetin insight.
Tapi masalahnya, pas proses bersihin data yang ribet ini selesai, bisa jadi data Anda udah nggak fresh atau relevan lagi. Padahal, semakin baru dan terbaru data Anda, semakin akurat dan bisa dipakai insight yang didapat.
Platform analisa eCommerce khusus bisa bebasin Anda dari beban persiapan data ini. Mereka otomatis ngumpulin, bersihin, dan ubah data dari berbagai sumber. Dijamin data selalu update dan siap analisa kapan aja.
7. Analisa di Google Sheets Terbatas
Spreadsheet kayak Google Sheets memang bisa kasih analisa dan laporan dasar untuk bisnis eCommerce Anda. Tapi, mereka jelas nggak bisa dibandingin sama depth dan kecanggihan yang ditawarkan tool analitik khusus.
Meskipun semua data inventaris, penjualan, dan pelanggan udah ada di spreadsheet, pas Anda update dan analisa informasi ini secara manual, datanya bisa jadi udah kadaluarsa atau nggak relevan lagi.
Biar bisa benar-benar ngerti dan ngontrol semua aspek operasi eCommerce Anda, Anda butuh solusi analisa khusus yang bisa kasih insight real-time dan bisa dipakai sesuai kebutuhan Anda. Software ini dirancang buat ngurusin kerumitan dan detail data eCommerce, menawarkan kemampuan analisa tingkat lanjut, pembuatan prediksi, dan dashboard serta laporan yang bisa diatur sesuai keinginan.
Spreadsheet, di sisi lain, cuma bisa dipakai sampai batas tertentu dalam analisa dan pengambilan keputusan. Mungkin spreadsheet cukup buat laporan dasar dan insight permukaan, tapi mereka kurang ampuh kalau mau ngungkap tren yang lebih dalam.
Gunakan tool analitik eCommerce khusus dibanding Google Sheets!
Seiring bisnis eCommerce Anda berkembang dan merambah berbagai channel penjualan, ngandalin Google Sheets buat analisis data jadi makin susah.
Spreadsheet cuma cocok kalau Anda baru mulai jualan di satu channel dan belum punya banyak data. Atau, kalau ada analisa khusus sekali jalan yang nggak butuh software khusus, spreadsheet bisa jadi solusi sementara.
Tapi, kalau yang Anda cari adalah analisis eCommerce yang lengkap dan kuat, platform khusus kayak Graas adalah jawabannya.
Dengan Graas, Anda nggak perlu lagi buang waktu download laporan dan nggabungin data dari berbagai sumber secara manual yang rentan kesalahan. Sebaliknya, semua data eCommerce Anda terintegrasi dan bersatu dengan mulus di satu tempat terpusat. Dijamin Anda selalu pakai informasi terbaru dan akurat.
Lebih penting lagi, Graas nggak cuma kasih data mentah, tapi juga insight yang udah dirangkum dan rekomendasi yang bisa dipakai untuk bisnis Anda. Mau ngelihat detail kecil-kecil atau gambaran besar, Graas kasih Anda keleluasaan analisa data dengan cara yang jauh lebih canggih dari spreadsheet.
Comments