Sesuaikan Harga & Stok Selama 10.10, 11.11 & Hari Mega Sale dengan eCommerce Analytics

June 2, 2025

Graas

Mega sale 10.10 dan 11.11 bukan cuma pesta belanja bagi konsumen—ini adalah momen krusial bagi brand eCommerce di seluruh Asia Tenggara. Kedua event ini mendorong lonjakan traffic dan pembelian online, serta jadi kesempatan untuk mencapai target penjualan yang ambisius. 

Tapi ada tantangannya. Banyak brand yang mengalami lonjakan penjualan saat 10.10, lalu kehilangan momentum sebelum 11.11—padahal ini adalah hari belanja terbesar di kawasan. Penyebabnya? Strategi harga yang kurang tepat, stok yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, serta kurangnya insight pasar secara real-time. 

Untuk tetap unggul, brand butuh lebih dari sekadar diskon besar atau iklan masif. Yang dibutuhkan adalah data. Analytics yang tepat bisa bantu kamu memantau perubahan permintaan, menemukan peluang harga, dan mengoptimalkan stok di minggu-minggu krusial antara 10.10 dan 11.11.

Di blog ini, kita akan bahas cara menggunakan strategi berbasis data untuk menyesuaikan harga dan inventori—agar keuntungan tetap maksimal hingga 11.11.

Langsung kita mulai!

Mengapa Penjualan Turun Setelah Campaign Besar: Penurunan Pasca 10.10

Pelanggan jarang membeli secara acak. Mereka mengikuti pola yang cukup bisa diprediksi—terutama saat musim mega sale—dan memahami pola ini adalah kunci untuk menjaga momentum setelah 10.10.

Pola pembelian konsumen di antara mega sale

Pembeli di Asia Tenggara sudah tahu polanya. Mereka belanja besar-besaran saat 10.10, tapi tetap mengincar 11.11 karena mengharapkan diskon yang lebih besar. Banyak yang menahan pembelian yang tidak mendesak dan menunggu promo besar berikutnya.

Tingkat pembatalan keranjang sering meningkat karena pelanggan membuat daftar keinginan, memantau harga, dan membandingkan promo di berbagai platform. Penundaan yang dipicu oleh ekspektasi ini menyebabkan penurunan penjualan tajam bagi brand yang tidak menyesuaikan strategi mereka.

Pricing & inventory pitfalls that lead to lost sales 

Kesalahan yang sering terjadi? Memberikan diskon terlalu besar saat 10.10, sehingga tidak punya ruang untuk menawarkan promo menarik saat 11.11. Pemotongan harga yang terlalu agresif juga bisa membuat pelanggan terbiasa menunggu promo—yang akhirnya merusak margin dalam jangka panjang.

Dari sisi stok, alokasi yang kurang tepat bisa membuat kamu kehabisan SKU populer, atau justru kelebihan stok yang akhirnya harus dijual dengan diskon lebih besar. Strategi harga eCommerce yang tidak responsif terhadap sinyal permintaan hanya akan memperparah situasi.

Kesalahan-kesalahan ini bisa membuat periode penting antara mega sale berubah jadi peluang yang terlewatkan.

Strategi Penetapan Harga Cerdas untuk Menjaga Momentum Penjualan

Menjaga grafik penjualan tetap stabil antara 10.10 dan 11.11 membutuhkan taktik harga yang lebih cerdas dan gesit. Brand yang berhasil di periode ini mengandalkan kombinasi data, AI, dan segmentasi pelanggan yang tajam untuk menghindari kelelahan diskon dan tetap mendorong konversi. Berikut caranya:

1. Penyesuaian harga berbasis data dengan model harga bertenaga AI

Menebak harga yang tepat sudah tidak relevan lagi. Brand eCommerce terdepan kini menggunakan alat penetapan harga berbasis AI yang menganalisis data besar—mulai dari harga kompetitor, pergeseran permintaan secara real-time, hingga tren penjualan sebelumnya.

Model ini merekomendasikan harga optimal yang menjaga margin tetap sehat sambil tetap menarik bagi pelanggan yang ragu. Harga juga bisa disesuaikan secara dinamis: diturunkan saat permintaan lesu, dinaikkan saat stok menipis atau saat kompetitor kehabisan produk.

Dengan begitu, kamu selalu selaras dengan daya beli pasar—tanpa harus mengandalkan spreadsheet manual yang memakan waktu.

2. Taktik diskon terbatas waktu & bertingkat

Diskon merata akan cepat kehilangan daya tarik. Sebagai gantinya, cobalah promo dalam waktu terbatas untuk menciptakan rasa urgensi, atau gunakan sistem diskon bertingkat yang mendorong pembelian lebih besar.

Contohnya, promo seperti “Beli 2, diskon 10%; beli 4, diskon 20%” bisa meningkatkan average order value tanpa harus memberikan potongan besar di semua produk. Flash deal di hari-hari tertentu antara 10.10 dan 11.11 juga bisa membuat pelanggan terus datang kembali untuk mengecek promo kejutan—menjaga engagement dan mendongkrak penjualan tambahan.

Strategi seperti ini membantu menjaga margin tetap sehat sambil tetap memberi alasan kuat bagi pelanggan untuk membeli sekarang, bukan menunggu 11.11.

3. Penetapan harga berbasis segmentasi & AI

Tidak semua pelanggan perlu melihat harga yang sama. Alat segmentasi canggih berbasis AI bisa mengelompokkan pelanggan berdasarkan riwayat pembelian, perilaku saat browsing, bahkan nilai seumur hidup yang diprediksi.

Kamu bisa menampilkan diskon lebih kecil ke pelanggan setia yang berulang kali membeli, dan memberi penawaran lebih menarik ke pelanggan baru agar mereka melakukan pembelian pertama.

Atau, buat bundle personalisasi yang mencerminkan kebiasaan browsing mereka sebelumnya—menjadikan penawaran lebih relevan dan sulit untuk dilewatkan. Penetapan harga yang disesuaikan seperti ini tak hanya meningkatkan konversi, tapi juga membangun loyalitas karena pelanggan merasa promonya memang dibuat untuk mereka.

Mengoptimalkan Inventaris untuk Mencegah Kehabisan & Kelebihan Stok

Penetapan harga saja tidak cukup untuk meningkatkan pendapatan. Harga promo memang bisa mendorong penjualan, tapi jika kamu tidak bisa memenuhi pesanan, hasil akhirnya adalah nol pemasukan dan pengalaman pelanggan yang buruk.

Manajemen inventaris yang efektif sama pentingnya untuk menjaga momentum antara 10.10 dan 11.11. Berikut cara brand cerdas mengelolanya:

1. Perkiraan permintaan prediktif untuk 11.11

Menebak-nebak jumlah stok yang dibutuhkan adalah resep kegagalan. Sebagai gantinya, gunakan platform perkiraan permintaan prediktif seperti Graas yang menganalisis data penjualan sebelumnya, tren trafik saat ini, bahkan sinyal eksternal seperti promo dari kompetitor atau pergeseran ekonomi makro.

Perkiraan berbasis AI ini membantu kamu merencanakan level stok secara tepat untuk lonjakan 11.11—mengurangi risiko kehilangan penjualan karena kehabisan stok, dan menghindari tumpukan stok mati setelahnya.

2. Pengisian ulang & alokasi stok yang strategis

Jangan asal pesan ulang produk yang laris sebelumnya. Lihat lebih dalam. Analisis SKU mana yang kemungkinan besar akan kembali meledak dan prioritaskan pengisian ulang untuk produk tersebut.

Perhatikan juga data geografis—beberapa wilayah mungkin memberikan permintaan lebih besar, sehingga perlu dialokasikan ke gudang yang lebih dekat untuk mempercepat pengiriman dan menekan biaya.

Dengan distribusi stok yang cermat, kamu bisa mempercepat pemenuhan pesanan dan mengurangi hambatan logistik—menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan.

3. Menyeimbangkan FOMO & kelangkaan stok

Kelangkaan memang bisa menciptakan rasa urgensi (takut ketinggalan tren), tapi kalau dibawa terlalu jauh justru bisa merugikan. Kalau pelanggan terus melihat status “Stok Habis,” mereka akan pindah ke tempat lain—dan mungkin tidak kembali.

Strategi yang lebih efektif adalah kelangkaan yang terkontrol. Tampilkan banner “Stok Terbatas” atau jendela pembelian dalam waktu terbatas untuk memicu FOMO, tanpa benar-benar kehabisan barang. Pendekatan ini mendorong pelanggan untuk segera membeli, sekaligus menjaga penjualan dan reputasi brand.

Strategi Marketing untuk Menjaga Keterlibatan Setelah 10.10

Setelah hiruk-pikuk 10.10, banyak brand melihat trafik menurun dan keranjang belanja terbengkalai. Kuncinya adalah menjaga pelanggan tetap tertarik dan menantikan momen selanjutnya—terutama dengan 11.11 yang sudah di depan mata. Berikut cara melakukannya dengan cerdas:

1. Campaign retargeting & re-engagement

Tidak semua pengunjung saat 10.10 melakukan pembelian. Gunakan momen ini sebagai peluang. Jalankan kampanye retargeting untuk mengingatkan mereka yang meninggalkan keranjang atau tampilkan produk serupa yang sempat mereka lihat. Kirim email personal dengan penawaran terbatas waktu untuk menarik mereka kembali.

Dorongan seperti ini jauh lebih efektif dibanding blast email massal, dan bisa membantu memulihkan penjualan yang hampir hilang.

2. Konten & influencer marketing untuk jaga antusiasme 

Di antara campaign besar, pembeli tetap butuh inspirasi. Jaga brand kamu tetap relevan dengan konten menarik: panduan gaya, demo produk, atau tips memaksimalkan pembelian sebelumnya.

Bermitra dengan influencer yang bisa menampilkan produk secara autentik juga bisa membangun antusiasme dan kepercayaan menjelang 11.11. Audiens mereka biasanya cocok dengan target pasar kamu, memberikan dorongan alami tanpa terasa terlalu promosi.

3. Aligning ad spend with inventory & pricing strategies

Godaan untuk menaikkan budget iklan secara merata memang besar, tapi ini bisa jadi bumerang kalau produk yang dipromosikan justru kehabisan stok atau harganya kurang kompetitif. Sinkronkan kampanye kamu dengan inventaris yang tersedia dan analisis harga secara dinamis.

Fokus pada produk yang stoknya aman atau bundling yang bisa ditawarkan secara agresif. Pendekatan terintegrasi ini memastikan belanja iklan kamu menghasilkan konversi, bukan hanya klik ke halaman “stok habis.”

Strategi-strategi ini, jika digunakan secara bersamaan, akan menjaga keterlibatan pelanggan dan membangun antisipasi menuju pembelian besar di 11.11. Ini juga memastikan bahwa budget marketing kamu bekerja lebih maksimal, dengan alur yang lancar dari minat hingga checkout—berulang kali.

Kesimpulan

Kunci utama untuk menjaga penjualan tetap stabil antara 10.10 dan 11.11 bukanlah soal keberuntungan atau diskon besar-besaran, tapi perpaduan antara strategi harga yang dinamis dan manajemen inventaris yang tepat.

Dengan memahami pola belanja pelanggan, memproyeksikan permintaan secara akurat, dan menyelaraskan strategi pemasaran dengan data stok serta harga secara real-time, kamu bisa menjaga arus penjualan tetap lancar dan margin tetap sehat sepanjang musim kampanye.

Di sinilah platform eCommerce analytics seperti Graas berperan. Graas memanfaatkan AI untuk bantu kamu mengoptimalkan harga, memprediksi kebutuhan inventaris, hingga mengarahkan pengeluaran iklan—semuanya berdasarkan data nyata.

Tidak perlu lagi menebak-nebak atau kewalahan karena kehabisan stok atau strategi harga yang keliru.

Daftar Graas sekarang juga!